Sponsors Link

Cermati Beda Glibenclamide dan Glimepiride dalam Mengobati Diabetes

Sponsors Link

Indonesia adalah salah satu negara di dunia dengan prevalensi pengidap diabetes yang cukup tinggi. Bahkan pada tahun 2030, Departemen Kesehatan RI menyebutkan bahwa prevalensi tersebut akan mencapai angka 21,3 juta jiwa. Tentu, data tersebut adalah berita buruk. Sebab, diabetes melitus adalah penyakit yang bisa menyerap daya produktivitas masyarakat.

ads

Untuk mengatasi hal tersebut, pengobatan dan cara menyembuhkan diabetes terus berkembang. Perkembangan tersebut ditandai dengan banyaknya penelitian kesehatan terkait kasus tersebut. Tidak heran jika obat-obatan yang dihasilkan pun cukup beragam dan dalam jumlah yang banyak. Kini, masyarakat pengidap diabetes memiliki alternatif yang cukup untuk menyembuhkan diri mereka.

Pada dasarnya, pengobatan terhadap penyakit diabetes ada dua jenis, yakni jenis pengobatan tradisional dan medis. Pengobatan secara tradisional biasanya menggunakan bahan-bahan alami seperti timun untuk diabetes dan lain sebagainya. Banyak orang yang menggunakan pengobatan tradisional untuk bisa kembali hidup sehat, tidak sedikit yang memilih pengobatan secara medis.

Pengobatan penyakit diabetes melitus yang paling umum adalah suntik insulin. Tindakan tersebut cukup ampuh untuk meningkatkan konsentrasi insulin di dalam tubuh. Sehingga, proses pengolahan glukosa di dalam darah tidak akan tersendat. Dengan begitu, kadar gula darah di dalam tubuh penderita diabetes melitus bisa terkendali.

Selain dengan suntik insulin, masyarakat penderita diabetes melitus juga bisa menyembuhkan diri dengan menggunakan obat-obatan oral. Ada dua jenis obat oral yang jamak dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus yakni glibenclamide dan glimepiride. Dua jenis obat antidiabetes ini sekilas tampak sama baik dari segi kandungan, fungsi, maupun khasiat. Namun, keduanya tentu adalah dua jenis obat berbeda. Berikut pembahasan beda Glibenclamide dan Glimepiride.

GLIBENCLAMIDE

Glibenclamide kerap disebut juga glyburide adalah obat antidiabetes golongan sulfonilurea. Obat ini tersedia dalam berbagai merek dagang yang tersebar di pasaran seperti:

  • Glidanil
  • Glimel
  • Gluconic, dll.

Glibenclamide biasa dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus tipe 2. Fungi utama dari obat ini adalah mengontrol kadar gula darah karena ketidakmampuan tubuh dengan merangsang pengeluaran hormon insulin. Dosis yang disarankan dalam mengonsumsi glibenclamide harus berada di bawah pengawasan dokter. Untuk Anda ketahui, dlibencalmide tersedia dalam dosis 1.25 mg, 1.5 mg, 2.5 mg, 3 mg, 5 mg, 6 mg. Dosis-dosis tersebut tentu berbeda penggunaannya untuk orang dewasa maupun anak-anak. Meski begitu, glibenclamide umumnya dikonsumsi pada saat makan berat seperti sarapan atau makan siang.

Ketika mengonsumsi obat ini, perhatikan obat lain yang Anda tengah konsumsi. Sebab, glibenclamide bisa menimbulkan reaksi tertentu, seperti berikut jika dikonsumsi bersamaan dengan obat-obat berikut:

  • Obat antijamur, merangsang kenaikan gula darah
  • Antidepresan dan antiinflamasi, meningkatkan risiko hipoglikemia
  • Obat diuretik, menurunkan efektifitas obat glibenclamide.

GLIMEPIRIDE

Glimepiride adalah obat antidiabetes yang tidak jauh berbeda dengan glibenclamide. Obat ini tersedia dalam berbagai merek dagang seperti Actaryl, Amadiab, Amary, dan lainnya. Fungsi utama dari obat ini adalah untuk merangkan produksi insulin agar tidak terjadi peningkatan kadar glukosa di dalam darah. Dengan begitu, penderita diabetes melitus mampu terhindari dari hiperglikemia serta efek penyakit diabetes pada pria atau pun wanita yang mengidapnya.

Glimepiride adalah tablet oral dengan dosis 1 mg, 2 mg, 4 mg. Penggunaan obat ini perlu di bawah resep dan saran dokter akan tidak menimbulkan penyalahgunaan atau overdosis. Penggunaan pada orang dewasa biasanya dilakukan sebanyak 1-2 mg per hari. Pengonsumsian obat ini harus disertai dengan makan berat saat sarapan atau makan siang. Ada pun dosis maksimal secara umum hanya sebatas 8 mg. Penggunaan yang melebihi dosis akan menimbulkan gejala oversdosis dan keluhan tertentu.

Sponsors Link

Selayaknya jenis obat lain, glimepiride juga bisa memunculkan efek samping. Efek samping ringan biasanya hanya rasa kantuk dan lemas, mual, diare, hingga gatal-gatal dan ruam di kulit. Glimepiride juga bisa memunculkan efek samping serius seperti memar di kulit, masalah pernapasan, lemas hingga pingsan, gelisah, dan keluhan psikosis. Jika Anda merasakan keluhan tersebut, segera hubungi dokter pribadi Anda.

Meski sama-sama mampu menjadi obat antidiabetes yang ampuh, beda glibenclamide dan glimepiride terletak pada tingkat efektifitas terhadap tubuh penderita diabetes melitus. Penelitian mengenai perbedaan efektifitas tersebut sudah dilakukan. Dan dipublikasikan dengan judul Evaluasi Terapi Glimepirid dan Glibenklamid pada Penderita Diabetes Melitus Tipe-2 (uji Klinik Terbuka) pada jurnal kedokteran FK UNDIP.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa glimepiride lebih efektif dalam menurunkan kadar gula darah pada tubuh penderita diabetes dari pada glibenclamide. Menariknya, khasiat tersebut diketahui tanpa menimbulkan risiko terhadap hipoglikemik, hiypercholesterolemia, hypertriglyceridemia dan kelainan fungsi hati.

Meski begitu, mengonsumsi obat antidiabetes saja tidak cukup. Anda perlu mengonsumsi makanan yang baik untuk kesehatan para penderita diabetes seperti kiwi untuk diabetes. Jangan lupa untuk cara menghitung kebutuhan kalori yang paling sesuai agar gula darah di dalam tubuh bisa tetap dikendalikan.

, , , , ,
Oleh :
Kategori : Obat Obatan
Search
Doctors Talk

Diabetes Melitus merupakan penyakit yang harus dihindari, karena menyerang berbagai organ vital dalam tubuh manusia, yang tentunya dapat menyebabkan kematian. dr. Jimmy Lumanau menjelaskan A-Z mengenai diabetes melitus yang wajib anda pahami.