Sponsors Link

Apakah Diet Menyebabkan Diabetes? Ini Penjelasannya

Sponsors Link

Sata berat badan meningkat dan cenderung ke arah obesitas, tentunya tidak bisa dibiarkan begitu saja. Berat badan yang tidak normal tentu akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan memicu penyakit-penyakit bermunculan. Karena itulah kebanyakan orang yang memiliki kondisi “kegemukan” disarankan untuk menurunkan berat badan. Dan diet menjadi salah satu andalan untuk bisa mengecilkan angka berat badan secara cepat dan efektif. Apalagi kini ada banyak jenis diet yang bisa digunakan dan disesuaikan dengan kondisi tubuh anda. Akan tetapi sayangnya tak semua program diet tersebut berhasil membuat berat badan tubuh turun. Bahkan tak jarang membuat berat badan malah meningkat hingga menyebabkan munculnya berbagai gangguan kesehatan, salah satunya diabetes. Ada beberapa jenis diet yang bisa menyebabkan diabetes yang perlu anda ketahui. Dan kali ini akan dijelaskan jenis-jenis diet yang bisa memicu resiko diabetes menurut beberapa penelitian yang pernah dilakukan.

ads

Penting untuk diketahui sebelum anda yang ingin menjalankan diet untuk menurunkan berat badan, ada beberapa jenis diet yang malah bisa memicu gangguan kesehatan, termasuk diabetes.

  • Diet Keto

Diet keto atau diet ketogenik memang menjadi salah satu program diet yang sudah banyak terbukti dapat menurunkan berat badan dengan efektif dan cepat. Akan tetapi bolehkah diet keto untuk diabetes? Menurut sebuah penelitian yang telah dilakukan, nyatanya terdapat fakta yang cukup mengejutkan mengenai diet keto. Mungkin ini akan membuat anda berpikir 2 kali untuk melakukan diet semacam ini. Hasil penelitian yang telah dilakukan membuktikan jika diet keto bisa meningkatkan resiko diabetes tipe 2 di awal-awal menjalani diet.

Diet keto memang terbukti bisa membantu menurunkan berat badan untuk jangka pendek. Akan tetapi nyatanya manfaat jangka panjang diet keto ini tidak jelas. Pada ketosis, tubuh memanfaatkan senyawa keton, dimana keton merupakan molekul yang dapat larut di dalam air yang diproduksi oleh hati serta pemecahan jaringan lemak yang digunakan untuk menjadi energi sel sebagai penangkal gula yang berasal dari karbohidrat yang dicerna. Dan memang bagi sebagian orang, program diet keto memang berhasil dilakukan.

Hanya saja sayangnya, efek fisiologis dari ketosis ini tidak dapat sepenuhnya dipahami. Karena itulah beberapa peneliti dari Swiss mulai melakukan penelitian lanjut untuk memahami tentang pengaruh senyawa keton terhadap proses molekuler di dalam tubuh. Dan untuk model percobaan digunakan hewan tikus. Hasil penelitian menunjukkan jika pada beberapa hari menjalani diet, sampel tikus mengalami perubahan. Terjadi penolakan insulin pada hati tikus sehingga membuatnya tidak dapat mengontrol kadar gula darah setelah 3 hari menjalani diet keto.

Resistensi insulin, yang mana menunjukkan sel-sel di dalam tubuh tidak bisa merespon insulin. Ini menjadi ciri utama dari diabetes tipe 2. Namun meskipun begitu, penelitian ini perlu dilakukan tindak lanjutan mengingat sampel yang digunakan berupa hewan. Sehingga belum dapat disimpulkan apakah dapat terjadi pada manusia atau tidak, namun potensi memang ada. Karena itulah akan lebih baik untuk menghindari diet keto ketika anda memiliki resiko diabetes. Dibandingkan nantinya terjadi efek yang dapat merugikan di masa yang datang.

  • Diet Puasa (Intermittent)

Menurut riset terbaru, diet puasa atau intermittent disinyalir dapat meningkatkan resiko diabetes serta menimbulkan efek samping yang bersifat merusak. Dalam sebuah acara, Europan Society of Endocrinology tahun 2018, menjelaskan jika para ilmuwan sepakat jika diet puasa memang membantu penurunan berat badan secara efektif. Namun, perlu diketahui jika puasa bisa mengganggu mekanisme kerja insulin yang mana bekerja sebagai hormon pengatur gula. Inilah yang kemudian mengarah kepada resiko diabetes. Karena itulah para peneliti menganjurkan untuk berhati hati ketika menerapkan program diet seperti ini.

Sebuah riset yang dilakukan di University of Sao Paulo, Brazil mendapatkan hasil jika riset pertama yang dilakukan menunjukkan jika diet puasa dapat mempengaruhi fungsi insulin dan merusak organ pankreas. Dan demi mendapatkan hasil penelitian yang akurat, peneliti melakukan pemeriksaan efek diet puasa atau intermittent ini setiap harinya. Mulai dari berat badan, fungsi insulin normal, dan tingkat radikal bebas yang terjadi pada sampel tubuh tikus.

Selama penelitian didapatkan jika terjadi peningkatan jumlah jaringan lemak yang ada dalam perut tikus meskipun asupan makan dan berat badan tikus mengalami penurunan. Sel-sel dalam organ pankreas melepaskan hormon insulin dimana ini menunjukkan kerusakan. peningkatan kadar radikal bebas serta penanda resistensi insulin juga turu terjadi pada saat penelitian. Sama dengan diet keto sebelumnya, terjadi peningkatan resiko diabetes tipe 2 dalam jangka panjang.

Sehingga dapat disimpulkan jika diet menyebabkan diabetes bisa terjadi saat pasien penderita maupun memiliki resiko diabetes menjalani program diet yang cukup ketat dan tidak sehat. Sehingga meskipun mengalami penurunan berat badan yang signifikan. Akan tetapi kondisi diabetes bisa semakin memburuk.

Sponsors Link

Diet yang Sehat untuk Penderita Diabetes

Secara keseluruhan, sebenarnya tidak terdapat pantangan makanan apapun bagi penderita diabetes. Hanya saja ini tergantung dengan kondisi di masing-masing pasien. Dan untuk program diet yang sehat dan dianjurkan bagi penderita diabetes, akan lebih baik untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli nutrisi atau dokter. Sehingga anda bisa mendapatkan program diet yang tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan anda.

Namun secara garis besar, prinsip diet pada penderita diabetes milletus adalah 3J yaitu Tepat jenis, Tepat waktu, dan Tepat jumlah. Tepat jenis merupakan tepat dalam pemilihan jenis makanan terbaik untuk penderita diabetes termasuk untuk sumber karbohidrat dan lemak. Pilih menu makanan yang mengandung sumber karbohidrat kompleks dengan serat tinggi, semisal gandun utuh, oatmeal, dan beras merah. Utamakan sumber lemak tak jenuh, semisal minyak zaitun, minyak jagung, kacang mete, dan kacang tanah. Hindari makanan yang mengandung sumber lemak jenuh dan lemak trans seperti susu lemak penuh, krim, daging, keju beserta turunannya. Ganti gula sederhana anda dengan pemanis alternatif dan gunakan dalam jumlah terbatas.

Dan untuk yang dimaksud Jumlah Tepat adalah mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang wajar, sesuai dengan kebutuhan anda. Tingkatkan asupan serat dengan memperbanyak buah dan sayuran. Dianjurkan untuk memenuhi asupan serat sebanyak 25gram setiap harinya. Pasien diabetes kadar gula darah normal, diperbolehkan untuk mengkonsumsi natrium berbentuk garam dapur seperti halnya pada orang sehat yaitu sebesar 3000 mg/hari.

Selain itu penting pula untuk memperhatikan waktu makan atau Tepat waktu. Penderita diabetes harus memiliki cara mengatur pola makan penderita diabetes. Makan yang teratur dan frekuensi makan yang lebih sering. Selain itu porsi makan juga harus diperhatikan, jangan terlalu banyak. Disarankan bagi penderita diabetes mellitus untuk makan setidaknya 5-6 kali sehari dalam porsi kecil. 3 kali untuk makan utama dan 3 kali lainnya untuk makan kudapan untuk penderita diabetes. Sehingga dapat mencegah kondisi hipoglikemia atau kadar gula darah rendah di dalam tubuh.

, , ,
Oleh :
Kategori : Gaya Hidup
Search
Doctors Talk

Diabetes Melitus merupakan penyakit yang harus dihindari, karena menyerang berbagai organ vital dalam tubuh manusia, yang tentunya dapat menyebabkan kematian. dr. Jimmy Lumanau menjelaskan A-Z mengenai diabetes melitus yang wajib anda pahami.