Sponsors Link

Hubungan Diabetes dan Stroke yang Harus Diwaspadai

Sponsors Link

Penyakit gejala diabetes melitus yang disebabkan oleh kelainan hormon insulin dan kadar gula darah normal, bisa mengakibatkan berbagai komplikasi penyakit yang lebih berbahaya. Satu di antaranya adalah stroke. Bagaimana diabetes bisa memengaruhi seseorang terkena stroke? Sebelum membahas hubungan diabetes dan stroke, Anda perlu tahu terjadinya stroke pada seseorang.

ads

Otak kita merupakan pusat organ terpenting yang mengatur tubuh. Otak mendapatkan suplai darah yang dialirkan melalui pembuluh darah arteri. Ketika darah yang seharusnya mengalir dengan lancar menuju otak mengalami gangguan, terjadilah iskemia atau haemorrhage. Iskemia disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah sedangkan haemorrhage disebabkan oleh adanya pendarahan pada pembuluh darah karena kebocoran atau robeknya dinding pembuluh darah. Otak yang tidak menerima suplai darah secara lancar, akan mengalami kerusakan karena kehilangan fungsi-fungsinya secara cepat. Kondisi otak yang mengalami kerusakan tersebut disebut stroke atau cerebrovascular accident (CVA).

Berdasarkan penyebabnya, stroke dibedakan menjadi dua jenis, yakni stroke iskemik dan stroke pendarahan. Faktanya, 85% penderita stroke iskemik disebabkan oleh diabetes, sedangkan 15% penderita stroke pendarahan bisa menyebabkan kematian. Di sisi lain, 12 dari 1.000 penduduk Indonesia bisa terserang stroke, dan 1 dari 7 penderita stroke mengalami kematian. Pertanyaannya, bagaimana diabetes bisa menyebabkan stroke pada penderitanya?

Anda pasti sudah tahu jika seorang penderita diabetes mengalami berbagai macam gangguan jaringan tubuh akibat kadar gula darah dan hormon insulin yang tidak normal, mulai dari kerusakan saraf, gangguan sirkulasi darah, hingga berbagai penyakit lain karena komplikasi akibat pembiaran kondisi yang tidak segera ditangani. Satu di antara penyakit menakutkan yang terjadi akibat komplikasi tersebut adalah stroke.

Ketika seseorang mengalami diabetes, hormon insulinnya terganggu dan kadar gula darahnya bisa mengalami peningkatan secara drastis. Kadar gula yang meninggi menyebabkan penebalan/pengerasan dinding pembuluh darah (aterosklerosis) hingga aliran darah menuju otak tersumbat. Bila otak tidak menerima suplai darah atau mengalami gangguan aliran darah lebih dari tiga menit, otak akan mengalami kerusakan jaringan dengan cepat, dan terjadilah serangan stroke atau yang biasa disebut transient ischemic attacks (TIA) atau stroke ringan.

Pada tahap ini, jika dibiarkan selama lebih dari tiga jam sejak munculnya serangan, penderita diabetes akan sangat rentan terkena stroke lanjutan hingga menyebabkan cacat fisik dan mental karena kerusakan sebagian otak yang menyebar luas ke bagian lainnya. Penderita diabetes berisiko tinggi mengalami stroke. Bahkan, bagi penderita diabetes tipe 2, risiko terkena stroke dua hingga tiga kali lebih tinggi daripada orang tanpa diabetes. Hal ini bisa sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni:

1. Penderita diabetes mengonsumsi alkohol

Pengaruh alkohol pada diabetes dapat menimbulkan penyakit berbahaya lainnya. Alkohol mengandung glukosa yang tinggi dan menyebabkan kenaikan glukosa darah melebihi nasi. Bila penderita diabetes mengonsumsi alkohol, kadar gula darahnya bisa meningkat hingga tidak terkendali. Hal ini sangat berisiko menyebabkan pembuluh darah mengalami penebalan/pengerasan sehingga sirkulasi darah menuju otak akan terhambat.

2. Penderita diabetes menjadi perokok pasif

Bukan rahasia lagi jika merokok dapat menyebabkan seseorang terkena stroke. Seorang penderita diabetes yang merokok, sudah pasti berisiko terkena stroke tiga kali lebih besar dari perokok tanpa diabetes. Namun, penderita diabetes yang menjadi perokok pasif atau tinggal di sekitar orang perokok aktif, lebih berbahaya, karena ia turut menghisap asap rokok tanpa filterisasi.

3. Penderita diabetes tidak mengontrol gula darah

Biasanya, seorang penderita diabetes yang tahu dirinya mengidap diabetes akan disarankan untuk menjaga pola makan dan bergaya hidup sehat agar kadar gula darahnya dapat dikendalikan. Namun, ada kalanya seorang penderita diabetes tidak memerhatikan pentingnya menjaga pola makan, sehingga ia tetap mengonsumsi makanan dengan kadar gula yang tinggi. Hal ini bisa menyebabkan kadar gula darahnya semakin tinggi, tidak terkontrol, dan menyebabkannya lebih rentan terkena stroke.

Sponsors Link

4. Penderita diabetes dengan kadar kolesterol tinggi

Kolesterol merupakan zat lemak yang dibentuk oleh tubuh dari proses olah makanan. Kolesterol dibedakan menjadi dua jenis yakni kolesterol baik (high density lipoprotein/HDL) yang menyalurkan kolesterol dari sel ke hati, dan kolesterol jahat (low density lipoprotein/LDL) yang menyalurkan kolesterol dari hati ke sel. Keduanya dibutuhkan oleh tubuh untuk meningkatkan fungsi sel tubuh, termasuk dalam memproduksi hormon.

Kadar LDL yang meningkat dapat memicu terjadinya penimbunan kolesterol di sel yang membentuk plak  di dinding pembuluh darah, sehingga menyebabkan penebalan/pengerasan pembuluh darah yang mengakibatkan sirkulasi darah menjadi terhambat. Hal inilah yang menjadi penyebab seorang penderita diabetes terkena stroke.

Faktor-faktor diabetes dan stroke tersebut sebenarnya bisa dikendalikan dan dihindari oleh penderita diabetes. Namun, ada beberapa faktor terkena stroke yang tidak bisa dikendalikan oleh penderita diabetes. Faktor-faktor tersebut adalah usia, jenis kelamin, riwayat keluarga dan riwayat stroke sebelumnya.

Penderita diabetes yang berusia 50 tahun atau lebih, akan lebih rentan terkena stroke daripada usia kurang dari 50 tahun, sama seperti laki-laki yang lebih mudah terkena stroke daripada perempuan. Selain itu, orang yang memiliki riwayat keluarga penderita stroke, lebih mudah terkena stroke karena faktor keturunan. Tambahan lagi, bila orang sudah pernah mengalami serangan stroke ringan (TIA) dan orang tersebut tidak segera menanganinya, ia lebih mudah terkena stroke lanjutan, baik itu stroke iskemik atau stroke pendarahan.

Sponsors Link

Bila Anda seorang laki-laki berusia 50 tahun atau lebih, memiliki penyakit diabetes, memiliki garis keluarga yang terkena stroke, dan pernah mengalami serangan stroke ringan, Anda sangat perlu berhati-hati terhadap makanan/minuman yang Anda konsumsi dan gaya hidup yang Anda miliki sekarang.

Tentu saja itu tidak mudah dan butuh usaha keras. Anda harus memperhatikan makanan/minuman yang Anda konsumsi, mulai berolahraga dengan rutin, senantiasa berpikiran positif dan jangan lupa untuk memeriksa kondisi kesehatan secara berkala. Hal-hal tersebut akan membantu Anda dalam upaya menghindari segala jenis komplikasi yang disebabkan diabetes, bahkan sembuh total dari diabetes.

Bukan berarti bila Anda perempuan pengidap diabetes yang berusia dua–tiga puluh tahun, tidak memiliki riwayat keluarga terkena stroke, dan tidak pernah mengalami stroke ringan, dapat terhindar 100% terhadap kemungkinan terkena stroke. Kemungkinan itu selalu bisa muncul dan meningkat jika Anda abai terhadap kesehatan. Untuk itu, jagalah kesehatan Anda mulai sekarang dengan mengonsumsi makanan untuk mencegah penyakit diabetes yang sehat, rajin berolahraga, selalu berperilaku positif, dan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan.

, ,
Oleh :
Kategori : Gaya Hidup
Search
Doctors Talk

Diabetes Melitus merupakan penyakit yang harus dihindari, karena menyerang berbagai organ vital dalam tubuh manusia, yang tentunya dapat menyebabkan kematian. dr. Jimmy Lumanau menjelaskan A-Z mengenai diabetes melitus yang wajib anda pahami.